SLPTT

SLPTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu). Saya sebagai seorang peserta kadang dalam hati bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam kita menjalankan program tersebut. Karena dalam program tersebut pemerintah telah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit, dan kita semua berharap agar program tersebut tidak sia-sia. Memang menurut saya SLPTT dinilai berhasil oleh pemerintah memang seharusnya mempunyai tolah ukur keberhasilan para petani. Bahkan bukan itu saja seharusnya ada perencanaan , monitoring dan evaluasi yang relevan dengan program tersebut. Dan memang seharusnya hal tersebut diaplikasikan bukan hanya di program SLPTT saja
Didesa Bulurejo pun juga dilaksanakn program tersebut yang diadakan seminggu sekali di rumah Ketua Kelompok Tani Karya Utama (Bapak Sugiyono)
Kadang diantara kita ada yang mengatakan kalau pelaksanaan SLPTT di desa saya akan berhasil karena bisa mencapai produksi sekian ton. Apakah benar keberhasilan pelaksanaan SLPTT di suatu lokasi hanya diukur dengan hasil ubinan pada lokasi LL ? Jika ya, bagaimana seandainya jika di musim depan produksi menurun ? Bagai mana hasil SLPTT yang terkena serangan hama tikus?
Dalam kegiatan tersebut, diadakan juga dialog interaktif dengan para petani. Petani menanyakan tentang bagaimana upaya meningkatkan hasil pertanian Padi Hibrida Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian adalah salah satunya dengan diadakan SLPTT diharapkan petani mendapatkan pelatihan untuk dapat menerapkan sistem pertanian yang lebih baik.
Kalau menurut saya tolak ukur keberhasian SLPTT di suatu lokasi ditentukan oleh
1. Seberapa besar teknologi yang dapat kita sampaikan kepada petani sebagai pelaku usaha.
2. Seberapa besar teknologi tersebut dapat diserap dan dilaksanakan oleh petani.
3. Seberapa besar manfaat dari teknologi tersebut bagi petani kita.
4. Dan yang terpenting seberapa besar teknologi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan para petani yang kita cintai.